Sabtu, 31 Agustus 2013

Bentuk Gunung Berapi


  • Bentuk Kubah





Volcano memiliki morfologi atas cembung. Lava kubah lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi curam di sekitar.
  • Bentuk Kerucut




karena tumpukan letusan lava atau ledakan yang didikuti dengan efusif (lelehan).
Sebagian besar gunung berapi di Indonesia kerucut.
Jenis bentuk kerucut vulkanik:
a. Cone semprot
b. Kerucut parasit (parasit kerucut)
c. Cinder cone (kerucut cinder)
d. Tuf kerucut dan benjolan
  • Bentuk Perisai (perisai)




Bentuknya adalah seperti sebuah gunung berapi perisai karena tumpukan lava dari letusan beberapa kali. Gunung berapi ini memiliki basis yang sangat luas dengan lereng yang landai gunugn karena terbentuk dari lava cair.
  •  Bentuk Maar (corong)



karakteristik:
a. Gunung ini menyerupai corong yang dibentuk oleh letusan besar.
b. Letusan disertai semburan gas intens.
c. Leher berbentuk oval kawah.
d. Seperti kawah berbentuk mangkuk dengan diameter 3-4 km.
e. Terletakdi dasar kawah di bawah permukaan tanah.
f. Biasanya ada sebuah danau kawah.
  • Bentuk Barangko




Yaitu alur pada vulkanik kasar dan tidak teratur akibat erosi.

  •  Jarum Gunung Berapi (Spine Lava)




Lava dari kawah segera dibekukan dan boneka kawah lubang yang semakin lama mencuat tinggi di atas kawah.
  • Bentuk Dataran Tinggi




a. lava dataran
Terjadi akibat erupsi tenang dalam bentuk lava melalui celah-celah yang membentuk dataran tinggi lava.
b. pyroclastic dataran
Disusun oleh endapan batu apung dan abu dipecat dari kesenjangan dan memiliki struktur kaldera atau kurva penurunan.

  • Bentuk Strato (kerucut piroklastik)




Gunung berapi ini berlapis-lapis dengan kemiringan agak curam terdiri dari sedimen terputus. Endapan dalam bentuk lava yang membentuk lapisan kedap air sehingga ada banyak air yang tersimpan yang keluar menjadi musim semi yang besar. 

Artikel

Masalah Budaya Indonesia
   Sebagai negara yang berbudaya, dalam artian negara yang kaya akan budaya, Indonesia tetap memiliki beberapa masalah budaya Indonesia yang  memerlukan penanganan khusus. Masalah budaya Indonesia tersebut bila tidak segera ditangani maka akan berakibat pada punahnya budaya Indonesia sehingga dikhawatirkan akan terjadi krisis budaya di jaman anak cucu kita kelak.

Berikut ini adalah beberapa masalah budaya Indonesia:

1. KURANGNYA REGENERASI
Jarang sekali generasi muda yang mau "nguri-uri" budaya  sehingga dikhawatirkan bila tidak diadakan regenerasi maka kedepannya generasi muda tidak mengenal lagi kebudayaan bangsa sendiri

2. KURANGNYA RASA MEMILIKI
Masih ingat peristiwa Malaysia yang ingin mematenkan reog, tari tor - tor, batik, dll? Bagaimana reaksi kita saat itu? marah, emosi, geram? mengapa perasaan seperti itu baru muncul setelah negara tetangga tersebut ingin mengklaim budaya yang selama ini menjadi milik kita? Karena kurangnya rasa memiliki sehingga kita cenderung menyepelekan budaya yang telah kita miliki



3. KURANGNYA PENGHARGAAN DARI PEMERINTAH
Harus diakui bahwa pemerintah kita kurang memperhatikan budaya Indonesia. Para pelaku serta pemerhati dunia budaya masih kurang mendapatkan apresiasi dari pemerintah sehingga bisa dikatakan bahwa budaya masih menjadi prioritas kesekian dari jumlah daftar prioritas bagi pemerintah. Ini terlihat dari minimnya anggaran yang disediakan pemerintah untuk program - program budaya Indonesia

4. KONSEP PELESTARIAN BUDAYA YANG KURANG TEPAT
Melestarikan budaya tidak berarti hanya melakukan sesuatu demi tetap adanya sebuah budaya tersebut, tetapi lebih dari itu. Pelestarian budaya sangat berhubungan dengan regenerasi dan sikap memiliki. Karena tanpa kedua hal tersebut, mustahil pelestarian budaya bisa dilakukan dengan maksimal

5. MASYARAKAT YANG TERLALU MUDAH MENYERAP BUDAYA LUAR
Bisa dibilang generasi muda sekarang lebih menyukai film box office bila dibanding dengan menonton wayang semalam suntuk. Remaja sekarang lebih senang mengenakan baju model Korea bila dibanding mengenakan batik ataupun kebaya. Ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa keren = luar negeri sehingga budaya - budaya dari luar negeri lebih mudah diserap oleh masyarakat Indonesia.