Alat
Pencernaan Makanan
Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut
dari awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut: mulut,
rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan anus. Dalam
beberapa hal terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan
kebiasaan makannya. Organ pencernaan ini dilengkapi dan dibantu oleh hati dan
pancreas.
Mulut dan Rongga Mulut
Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan,
berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada
perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga
mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang
dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
Rongga mulut Amphioxus
menyimpang jauh dari kepunyaan Craniata. Pada hewan ini pinggiran lubang
mulut mempunyai 12-20 pasang tentakel yang dilengkapi dengan rambut getar
dan indra. Pada mulut bagian belakang terdapat sekat melintang yang
disebut velum, ditembus oleh lubang yang berhubungan dengan farings.
Ikan pada umumnya, rongga mulut meneruskan diri menjadi farings, yang mempunyai
beberapa kantung insang. Menelan makanan pada ikan merupakan
gerakan rangka visceral karena kerja dari otot visceral.
Pada Amphioxus tidak dilengkapi
lidah sedangkan pada Cyclostomata lidahnya hampir tidak ada. Petromyzon
lidahnya berfungsi seperti alat penghisap, ikan ini melekat dengan corong mulut
pada pada ikan lain, dan dengan gigi tanduk dari lidah ia memarut kulit dan
daging dari mangsanya. Pada Myxinoidea gigi tanduk dari lidah digunakan
untuk mengebor kulit kulit ikan mangsanya, kemudian ia masuk ke dalamnya dan
hidup sebagai parasit. Lidah ikan merupakan suatu peninggian dari dasar mulut
yang diselaputi oleh selaput lendir, disokong oleh rangka Hiobrankhial yang
tidak dapat bergerak tanpa adanya kelenjar.
Pada umumnya mulut ikan terletak di
ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminal. Pada ikan yang lain, mulut
terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala (tipe
inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal).
Selain letak yang berbeda-beda, bentuk mulutpun bermacam-macam. Bentuk
dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi
kesukaan ikan. Mulut tipe superior mendapatkan makanan dari
permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat
di atasnya.
Ukuran mulut ikan dapat memberikan
petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan
tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan mulut
yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator
terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan
seutuhnya. Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan geligi yang
menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan besar binatang yang terlalu besar
untuk ditelan begitu saja. Demikin pula dengan ikan baraccuda
(Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus).
Ikan yang
menelan sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relative kecil
tanpa modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan cara
mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal.
Bibir pengisap ikan perenang bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau
benda-benda lain pada sungai berarus deras misalnya, Glyptosternus,
Gyrinocheilus dan beberapa anggota family Loricariidae (Lagler et
al., 1997). Pada ikan lamprey yang parasitic, mulut
pengisap tak berahang bertindak sebagai sebagai alat pencengkram agar menempel
pada inangnya dan mengambil makanan dari inangnya.
Mulut
seringkali dilengkapi dengan sungut yang bentuk dan jumlahnya sangat
bervariasi. Sungut ini berfungsi sebagai alat peraba ketika ikan tersebut
mencari makan. Sungut dilengkapi dengan saraf, untuk menemukan makanan di
antara material yang ada.
Gigi
Adaptasi
terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Pada cyclostomata dan ostracodermata
tidak mempunyai gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi tanduk yang
dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog dengan sisik placoid, yang
mungkin timbul dari sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda
(Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang.
Osteichtheys mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan tempat tumbuhnya: rahang,
rongga mulut dan pharyngeal. Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla,
maxilla dan dentary. Pada langit-langit rongga mulut, gigi
terdapat pada vover, palatine, pterygoid dan parasphenoid.
Gigi juga terdapat pada tulang glossohyal (tulang lidah) dan basibranchial di
antara insang. Gigi pharyngeal terdapat pada berbagai elemen lengkung
insang pada banyak species ikan. Gigi pharyngeal family Cyprinidae
dan Catostomidae merupakan modifikasi elemen bawah lengkung insang yang
terakhir.
Berdasarkan
bentuknya, gigi rahang dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu: Cardiform,
villiform, canine, incisor, comb-like teeth, dan molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek,
tajam dan runcing. Bentuk ini didapatkan pada family Ichtaluridae dan
Serranidae. Gigi villiform mirip dengan gigi cardiform,
hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-rumbai,
misalnya pada Belone dan Pterois. Gigi canine
menyerupai gigi anjing, seringkali berbentuk taring; bentuknya panjang dan
mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan untuk mencengkram.
Gigi incisor menpunyai
pinggiran yang tajam yang disesuaikan untuk memotong.Bentuk gigi yang
mempunyai permukaan rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus, termasuk
gigi molariform. Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja, Holocephali
dan Scianidae (Lagler et al, 1977).
Pharynx
Organ ini biasa disebut pangkal
tenggerokan, merupakan lanjutan rongga mulut. Insang terletak tepat di belakang
rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan
bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai 5-7 pasang
lengkung insang. Di samping melindungi filament insang yang lembut dari
kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang. Ikan-ikan yang
memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya
sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping,
memanjang dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis insang yang pendek dan
besar didapatkan pada ikan omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat
antara jenis makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang.
Esophagus
Esophagus ikan biasa disebut
kerongkongan, pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini
merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan terdapat di
belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas
pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar
ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan
untuk menggelembung yang kurang disbanding dengan ikan predator. Karena
adanya kemapauan menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan
tertelan sampai mati oleh suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak
dapat ditelan. Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang
berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding
esophageal delengkapi secara khusus dengan lapisan otot (muscular sac)
yang berhubugan dengan esophagus. Pada beberapa genera (Pampus dan Nomeus)
terdapat gigi di tepi kantung esophageal, yang menempel pada dinding
kantung.
Kantung esophageal berfungsi sebagai
penghasil lendir, gudang makanan dan penggilingan makanan. Pada ikan
belut, Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat
pernapasan tambahan.
Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut
besar adalah lanjutan dari esophagus, di belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter
yang disebut pylorus, untuk kemudian menjadi bagian depan dari usus
bagian tengah. Lambung menunjukkan beberapa adaptasi: diantaranya
adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada ikan pemakan ikan, lambung
semata-mata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus),
bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraea) dan striped bass
(Horone saxatilis).
Pada ikan omnivora seringkali lambung
terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak (Mugil),
lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran
kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae,
lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga memungkinkan
ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar.
Sebagain besar ikan mempunyai
lambung. Lambung tidak terdapat pada lamprey, hagfish, chimaera
dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae, Scomberesocoidae, dan
Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak ada, dan
makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan
oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada
beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung
sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus
carpio). Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus
terdapat tonjolan-tonjolan sebagai kantong buntu disebut appendices
pyloricae, yang berguna untuk memperluas permukaan dinding ventriculus
agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih sempurna.
Usus
Usus tengah dan usus akhir biasa
disebut intestinum, suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus
sampai di kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya
berbentuk seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan
bermuara keluar, sebagai lubang anus.Usus diikat (difixer) oleh suatu
alat pengantung, mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga
perut (peritonium).
Pada ikan carnivor ususnya
pendek, mungkin karena makanan berdaging dapat dicerna dengan lebih muda dari
pada tanaman. Sebaliknya usus ikan herbivore panjang dan teratur di dalam
satu lipatan atau kumparan. Pada beberapa jenis ikan, seperti Lamprey,
elasmobranchii dan beberapa Osteichtyes yang ususnya pendek untuk
memperluas permukaan absorpsi di dalam ususnya terdapat serangkaian klep spiral
yang disebut tyflosol.
Pada usus sebagian besar ikan bertulang
sejati, bagian depan usus yang langsung berbatasan dengan pylorus disebut
duodenum yang memiliki satu atau lebih kantung buntu yang dinamakan pyloric
caeca. Struktur ini tidak terdapat pada family Ictaluridae dan Cyprinodontidae.
Perca flavescense mempunyai tiga buah, sedangkan pada family salmonidae
biasa mencapai jumlah 200 atau lebih. Fungsi alat pyloric caeca
mungkin berkaitan dengan pencernaan dan penyerapan.
Kelenjar
Pencernaan
Kelenjar pencernaan atau
glandula digestoria berfungsi dalam proses pencernaan terdiri atas hati,
pankreas dan kantong empedu.
Hati atau hepar besar, berwarana merah
kecoklatan. Letaknya di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi
usus, bentuknya tidak tegas. Pembentukan hati asalnya
sepasang. Hal ini dapat dilihat pada Myxine dewasa, dimana hati kiri dan
kanan tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran empedu yang menuju ke
dalam kantung empedu dan dari sini empedu dialirkan ke melalui ductus
kholedokhus ke dalam usus bagian tengah.
Hati termasuk kelenjar yang besar pada
ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan pari biasa mencapai 20 % bobot
tubuhnya. Hati biasanya terletak di muka lambung atau sebagian
mengelilingi lambung. Biasanya hati berjumlah dua buah, tetapi
mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada
mackerel. Pada hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan
empedu. Cairan empedu ini masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada
daerah pylorus melalui ductus choledochus.
Disamping berperan dalam pencernaan,
hati juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi
selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti
pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan
menetralkan racun serta menghasilkan panas. Ikan-ikan mempunyai variasi
dalam jumlah lemak yang di simpan dalam hati. Pada Pleuronectiformes
dan gadidae, lemak terutama disimpan di dalam hati, sedangkan pada Scombridae
dan Clupeidae, lemak lebih banyak disimpan di dalam otot.
Selain lemak, hati ikan juga menyimpan vitamin A dan D.
Pankreas terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian eksokrin yang menghasilkan getah apankreas, penting bagi pencernaan
makanan, dan bagian endokrin yang menghasilkan hormon ensulin, mengendalikan
kadar gula di dalam darah. Pankreas mensekresikan beberapa enzym yang berfungsi
dalam proses pencernaan makanan. Pada ikan yang bertulang sejati biasanya
menyebar di sekeliling hati ; bahkan pada ikan yang berjari-jari sirip keras
pankreas dan hati menyatu menjadi hepatopankreas. Pada ikan cucut dan pari
pankreas merupakan dua buah organ yang kompak.
Kantong Empedu
Kantung empedu atau vesica velea
bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan, letaknya pada hati
bagian depan salurannya disebut ductus cysticus bermuara pada usus
dekat venticulus. Fungsi dari kantong empedu ini untuk
menampung/menyimpan empdu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus, bila
diperlukan. Bilus ini berfungsi mencerahkan lemak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar