Masalah Budaya Indonesia
Sebagai negara yang berbudaya, dalam artian negara yang kaya
akan budaya, Indonesia tetap memiliki beberapa masalah budaya Indonesia yang
memerlukan penanganan khusus. Masalah budaya Indonesia tersebut bila
tidak segera ditangani maka akan berakibat pada punahnya budaya Indonesia
sehingga dikhawatirkan akan terjadi krisis budaya di jaman anak cucu kita
kelak.
Berikut ini adalah beberapa masalah budaya Indonesia:
1. KURANGNYA REGENERASI
Jarang sekali generasi muda yang mau "nguri-uri"
budaya sehingga dikhawatirkan bila tidak diadakan regenerasi maka
kedepannya generasi muda tidak mengenal lagi kebudayaan bangsa sendiri
2. KURANGNYA RASA MEMILIKI
Masih ingat peristiwa Malaysia yang ingin mematenkan reog, tari
tor - tor, batik, dll? Bagaimana reaksi kita saat itu? marah, emosi, geram?
mengapa perasaan seperti itu baru muncul setelah negara tetangga tersebut ingin
mengklaim budaya yang selama ini menjadi milik kita? Karena kurangnya rasa
memiliki sehingga kita cenderung menyepelekan budaya yang telah kita miliki
3. KURANGNYA PENGHARGAAN DARI PEMERINTAH
Harus diakui bahwa pemerintah kita kurang memperhatikan budaya
Indonesia. Para pelaku serta pemerhati dunia budaya masih kurang mendapatkan
apresiasi dari pemerintah sehingga bisa dikatakan bahwa budaya masih menjadi
prioritas kesekian dari jumlah daftar prioritas bagi pemerintah. Ini terlihat
dari minimnya anggaran yang disediakan pemerintah untuk program - program
budaya Indonesia
4. KONSEP PELESTARIAN BUDAYA YANG KURANG TEPAT
Melestarikan budaya tidak berarti hanya melakukan sesuatu demi
tetap adanya sebuah budaya tersebut, tetapi lebih dari itu. Pelestarian budaya
sangat berhubungan dengan regenerasi dan sikap memiliki. Karena tanpa kedua hal
tersebut, mustahil pelestarian budaya bisa dilakukan dengan maksimal
5. MASYARAKAT YANG TERLALU MUDAH MENYERAP BUDAYA LUAR
Bisa dibilang generasi muda sekarang lebih menyukai film box
office bila dibanding dengan menonton wayang semalam suntuk. Remaja sekarang
lebih senang mengenakan baju model Korea bila dibanding mengenakan batik
ataupun kebaya. Ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa keren = luar
negeri sehingga budaya - budaya dari luar negeri lebih mudah diserap oleh
masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar